Bismillahirrohmaanirrohiim.....
Disebutlah seorang sahabat yang agung bernama Rabi' bin ziyad Al haritsi,seorang gubernur di khurasan,pembuka pintu sajistan dan panglima yang handal...
Beliau tengah memimpin pasukan perang nya di jalan ALLAH,didampingi seorang budak nya yang pemberani bernama farukh..
Setelah ALLAH memberikan anugerah kemenangan atas sajistan dan beberapa daerah lain nya,Rabi' bermaksud melengkapi kemenangan nya yang gemilang dengan melintasi sungai seihun untuk mengibarkan panji panji tauhid di bukit bukit yang disebut 'negri di balik sungai' itu.
Rabi' Bin Ziyad pun mempersiapkan pasukan untuk menyongsong perang yang telah disepakati itu.mengatur strategi dan memberitahukan waktu serta posisi musuh.takala perang benar benar pecah Rabi'bersama pasukan nya yang militan menampilkan kebolehan nya yang selalu disebut sebut dalam sejarah dengan seruan tasbih dan pekikan takbir.budak nya,farukh juga menunjukan kegagahan nya dan ketangguhan nya di medan perang hingga bertambahlah kekaguman dan penghargaan rabi' terhadap nya..
Perang akhirnya usai dengan kemenangan di pihak muslimin,mereka telah menggohakan kaki kaki musuh,mencerai berai kan barisan nya.setelah itu mereka menyebrangi sungai yang selama ini menjadi penghalang bagi penyebaran islam di turki dan negri cina yang jauh.setelah berhasil menyeberangi sungai dan menginjakan kaki di tepian nya,panglima beserta pasukan langsung berwudhu,semua menghadap ke kiblat,menunaikan sholat dua rakaat sebagai ungkapan rasa syukur kepada ALLAH sang pemberi kemenangan..
Kemudian panglima besar memberikan hadiah kepada farukh atas andil nya yang besar dalam kemenangan dalam peperangan,berupa kemerdekaan,farukh juga mendapatkan bagian dari ghanimah yang banyak,ditambah lagi pemberian pribadi dari panglima Rabi'
Tak lama setelah hari hari bahagia ini,Rabi' bin ziyad Al Haritsi di jemput oleh maut,tepat nya dua tahun setelah cita cita nya yang agung terwujud,dia kembali ke sisi ALLAH dengan penuh kerelaan.
Adapun farukh seorang pemuda yang perkasa dia kembali ke madinah dengan membawa berbagai pemberian dari tuan nya,dia pulang menyandang tombak sekaligus membawa kemerdekaan nya yang berharga,disamping kenangan indah tentang kejantanan nya dalam bergumul dengan debu debu jihad.
Farukh pun kembali ke kota Rosulullah salallahu'alaihi wasallam dalam usia yang masih muda,lincah,perwira dan tangkas dalam berperang.ketika itu usia nya sekitar 30 tahun.usia yang masih penuh pencarian,penuh keceriaan,usia muda yang tangkas,kini dia bersiap untuk membina rumah tangga,menyunting seorang gadis agar kehidupan nya lebih tenang,dibeli nya sebuah rumah yang sederhana dikota madinah,dipilihnya seorang gadis yang sudah matang pola fikir nya,sempurna agama nya dan seimbang tubuh dan usianya...
Farukh sangat bersyukur atas karunia ALLAH jalla wa alaa yang telah memberinya rumah dan istri yang sholihah.sekarang dia benar benar bisa merasakan kenikmatan hidup di sisi istri yang mampu mengatur semua tatanan kehidupan,persis seperti apa yang di harapkan dan di cita cita kan.namun ternyata rumah yang nyaman dan segala kebutuhan hidup dan istri yang shalihah yang akhlak dan kecantikan nya penuh karunia ALLAH jalla wa alaa tak mampu meredam gejolak kerinduan pada jihad fii sabilillah.
Pahlawan mukmin ini ingin kembali memasuki medan pertempuran dengan membawa kerinduan akan gemerincing suara pedang dan senjata kegemaran nya di medan jihad.setiap kali mendengar kemajuan yang di capai pasukan muslimin makin kerasa kerinduan nya untuk berjihad,makin dahsyat hasrat nya untuk mati dalam medan jihad fii sabilillah.
Pada suatu hari jum'at,khatib masjid nabawi memberikan kabar gembira tentang kemenangan kaum muslimin di berbagai kemenangan di medan jihad,khotib memberikan motivasi orang orang untuk terus berjihad di medan perang,menjelaskan kepada mereka atas keutamaan mati syahid demi meninggikan agama NYA,maka pulanglah farukh kerumah nya,sedang di hati nya telah bulat untuk berjihad,berjuang di bawah panji panji kaum muslimin di muka bumi.kemudian beliau ceritakan keinginan nya kepada istri nya,sehingga istri nya bertanya “Wahai Abu Abdirahman,kepada siapa engkau hendak menitipkan aku beserta janin dalam kandungan ku ini? Sedangkan engkau adalah orang asing yang tak punya sanak keluarga di kota ini?”
Farukh berkata “Aku titipkan engkau kepada ALLAH dan rosul NYA,kemudian aku tinggalkan untukmu uang 30.000 dinar hasil yang ku kumpulkan dari pembagian ghanimah peperangan,pakailah secukupnya untuk keperluan mu dan keperluan bayi kita dengan sebaik baik nya,sampai aku kembali kembali dengan selamat dan membawa ghanimah atau ALLAH memberi aku rizki sebagai syuhada”
kemudian beliau pamit dan pergi meninggalkan istri nya menuju tujuan nya..
Beberapa bulan setelah keberangkatan farukh,Istrinya melahirkan melahirkan seorang bayi laki laki yang cakap dan tampan,sang ibu menyambutnya dengan penuh bahagia,sampai melupakan kesedihan karena telah berpisah dengan suaminya,bayi laki laki itu di beri nama “RABI'AH”
Anak tersebut telah menunjukan kecakapan nya dari usia nya yang masih anak anak,nampak pula kecerdasan pada perkataan dan tingkah lakunya,oleh ibunya,rabi'ah diserahkan kepada guru guru agar mendapatkan pendidikan sebaik baik nya,disamping itu diundang nya pula untuk nya pengajar dalam tata krama agar mendidik adab kepada nya.
Tanpa memerlukan waktu lama,rabia'ah berkembang dengan pesat,pada mula nya mahir dalam menulis dan membaca,selanjutnya hafal kitabullah dan mampu membaca dengan lantunan yang menarik,seperti para sahabat terdahulu,sesudah itu mampu mendalami hadits rosulullah salallahu'alaihi wasallam dari yang paling mudah,mempelajari bahasa arab yang baik dan benar,juga mempelajari perkara perkara agama yang semestinya segera diketehaui.
Terhadap guru guru putra nya,ibunda rabi'ah memberikan imbalan yang cukup dan hadia hadiah yang berharga.setiap kali rabi'ah memperlihatkan kemajuan,ditambahkan nya pemberian,bersamaan dengan itu sang ibu lupa senantiasa menanti kedatangan ayah dari putra nya yang pergi sudah begitu lama.
Karena itulah dia berusaha keras mendidik putra nya agar kelak bisa menjadi penyejuk pandangan nya dan juga suaminya bila datang.
Namun ternyata farukh begitu lama tak kunjung datang,kemudian muncul beraneka ragam desas desus dan komentar orang tentang nya.ada yang mengatakan bahwa farukh ditawan musuh,adapula yang mengatakan bahwa ia masih meneruskan jihad nya,yang lain lagi mengatakan bahwa beliau telah mendapatkan cita cita nya gugur dalam keadaan syahid.Ummu rabi'ah mengira bahwa kemungkinan yang terakhir lah yang paling mungkin,mengingat berita farukh terputus sama sekali.beliau menjadi sedih,kemudian beliau mengembalikan semua persoalan nya kepada ALLAH jalla wa alaa yang maha pengasih dan penyayang.
Ketika rabi'ah menjadi pria dewasa dan hampir baligh orang orang menasehati ibu nya”Sekarang rabi'ah sudah dewasa,sebaiknya dia tidak usah lagi belajar membaca dan menulis” Yang lain menimpali “Dia sudah mampu menghafal Al-qur'an dan meriwayatkan hadits,lebih baik engkau memberikan nya pekarjaan agar ia mampu mengembangkan,mencari nafkah untuk diri nya dan diri mu' Ibunya menjawab”Aku memohon kepada ALLAH agar memberi nya yang terbaik bagi dunia dan akhirat nya,sesungguh nya rabi'ah lebih memilih untuk terus menuntut ilmu,dia bertekad senantiasa belajar dan mengajar selama hidupnya.”
Rabi'ah melanjutkan perjalan hidup nya yang sudah di gariskan,tanpa membuang waktu dan penuh dengan kesungguhan,beliau rajin mendatangi halaqah halaqah ilmu yang memenuhi masjid nabawi dengan membawa rasa haus akan sumber sumber pengetahuan yang baik dan benar.beliau bersahabat baik dengan sisa sisa sahabat utama,diantara nya ANAS BIN MALIK pembantu rosulullah salallahu'alaihi wasallam,mengenyam ilmu dari para tabi'in terkemuka seperti SA'ID BIN MUSAYYAB,MAKHUL ASY SYAMI dan SALAMAH BIN DINAR..
Beliau terus belajar hingga larut malam,sampai lelah kawan kawan nya menasehati agar dia menyayangi diri nya dan menjaga kesehatan nya,namun katanya “Aku mendengar orang orang tua dan guru guru ku berkata “Sesungguh nya ilmu tidak akan memberikan sebagian dari diri nya kepadamu,kecuali jika kamu memberikan seluruh jiwa mu untuk ilmu”
Tak heran jika sebentar kemudian nama nya sudah tersohor,menjadi tinggi pamor nya,semakin banyak kawan nya,dihargai oleh murid murid nya dan diunggulkan oleh kaum nya,kehidupan ulama madinah ini begitu cemerlang,dibagilah hari hari nya,sebagian untuk keluarga nya dirumah sebagian lagi di masjid nabawi menghadiri kajian ilmu dan halaqah halaqah,sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang sama sekali tak terduga dalam hidup nya.
Malam terang bulan di musim panas,seorang prajurit berusia sekitar 60 an tahun memasuki kota madinah,dia menyusuri jalan jalan kampung menuju rumah nya dengan naik kuda,dia tidak tahu apakah rumah nya masih seperti dahulu atau sudah berubah,karena telah ia tinggalkan selama 30 tahun yang lalu atau sekitar itu.
Dalam hati dia bertanya tanya apa yang sedang dilakukan oleh istri nya saat ini?istrinya yang muda dan yang ditinggalkan diri nya dahulu,bagaimana dengan kandungan nya,lahir bayi laki laki atau perempuan?apakah anak itu sudah mati atau masih hidup?jika hidup,apa yang sedang dilakukan nya saat ini?dia juga teringat akan uang perolehan jihad yang ditinggalkan nya pada istri nya,kemudian dia pergi sebagai mujahid fii sabilillah,pergi bersama pasukan muslimin untuk membuka daerah bukhara,samarkand dan sekitarnya.
Dijalan jalan perkampungan madinah masih banyak orang orang hilir mudik sebab mereka baru menyelesaikan sholat isya,tapi orang orang berlalu begitu saja,tidak ada yang mengenalinya,tidak ada yang menghiraukan nya,tidak ada yang melihat pada kuda nya atau pedang yang menggantung di pundak nya,sebab mereka tinggal di kota kota islam yang sudah biasa melihat mujahidin yang sedang berangkat untuk berperang fii sabilillah atau sekembalinya.
Pemandangan itu menimbulkan rasa sedih juga kecewa juga was was di hati prajurit tua ini.saat ia tenggelam dalam fikiran nya di atas jalan jalan dan bangunan bangunan yang telah banyak berubah,tiba tiba ia telah dapati bahwa diri nya sudah berada tepa di depan rumah nya.ia dapati pintu rumah nya setengah terbuka,kegembiraan nya yang sangat memenyebabkan ia lupa meminta izin pada yang berada di dalam rumah,ia pun masuk melalui pintu tersebut.
Si empunya rumah yang mendengar pintu rumah nya terbuka menerok dari lantai atas rumah nya,maka dalam cahaya bulan ia melihat ada seorang yang menyandang pedang dan membawa tombak,malam malam memasuki rumah nya,tak ayal lagi darah nya langsung naik ke ubun ubun,dengan marah dia turun sambil berteriak “Kurang ajar!!! engkau berani memasuki rumah dan menodai kehormatanku malam malam,hai musuh ALLAH!!!
diterkam nya orang itu seperti singa yang menerkam ganas takala sarang nya di serang,tak ada lagi kesempatan untuk bicara,kedua nya langsung bergulat dan terkam menerkam diselingi teriakan tuduh menuduh yang makin lama makin keras,para tetangga dan orang orang di jalan mendatangi mengitari dua orang yang sedang berkelahi tersebut,mereka hendak mengeroyok orang asing itu untuk membela tetangga nya...
Akhirnya si empunya menggenggam erat eratleher lawan nya sambil berkata “Hai musuh ALLAH,demi ALLAh aku tak akan melepaskan mu kecuali di muka hakim” Orang asing itu pun menjawab”Demi ALLAH aku bukan musuh ALLAH dan bukan penjahat,tapi ini rumahku,milikku,kudapati pintunya terbuka lalu aku masuk” dia menoleh kepada orang orang sembari berkata “Wahai saudara saudara,dengarkanlah keterangan ku,rumah ini milikku,ku beli dengan uangku,wahai kaum...aku adalah farukh,tidak ada lagi kah seorang tetangga yang masih mengenal farukh yang 30 tahun lalu pergi berjihad fii sabilillah????
Ketika itu,si ibu empunya rumah yang sedang tertidur terbangun oleh keributan itu,lalu menengok dari jendela atas dan melihat suami nya sedang bergelut dengan darah daging nya,lidah nya nyaris kelu,namun dengan sekuat tenaga dia berseru....”LEPASKAN!....LEPASKAN dia Rabi'ah..lepaskan dia putraku! Dia adalah ayahmu...dia ayahmu...! saudara saudara..tinggalkanlah kami dan terima kasih banyak,tenanglah abu Abdirrahman,dia putra mu...dia putramu...jantung hatimu....!
Setelah mendengar jeritan itu farukh memeluk dan menciumi putranya,begitu juga rabi'ah,beliau mencium tangan ayah nya,orang orang pun bubar meninggalkan keduanya,Ummu rabi'ah pun turun menyambut suaminya dan memberi salam..benar benar dia tak mengira bisa bertemu lagi dengan suaminya setelah hampir 1/3 abad terputus kabar darinya...
Kini farukh duduk duduk bersama istri nya,dia mengisahkan tentang hal ikwal dan sebab musabab terputusnya berita dari nya,namun istrinya,tak bisa menikamati ceritanya,karena tiba tiba muncul sesuatu yang menggelayuti fikiran nya,kebahagiaan nya berkumpul lagi bersama suami nya dibayangi ketakutan tentang masalah uang titipan suami nya yang telah habis...dia berkata dalam hati nya “Bagaimana aku menjawab jika ia bertanya tentang uang yang diamatkan kepadaku agar aku memanfaatkan nya dengan baik,apa yg akan terjadi seandainya dia tahu bahwa hartanya telah habis tak tersisa,bisakah dia menerima alasan ku bahwa uang itu telah habis untuk biaya pendidikan putra nya,percayakah dia bahwa pendidikan putra nya menghabiskan 30.000 dinar?”bisakah suaminya percaya bahwa tangan putra nya lebih suci daripada awan dan dia tidak menyisakan satu dirham pun?seluruh penduduk madinah tahu bahwa dia sangat pemurah dalam memberikan pembayaran kepada guru guru putra nya.
Sa'at ibunda rabi'ah tenggelam dalam fikiran nya,suaminya menoleh dan berkata”Wahai Ummu Rabi'ah..Aku membawa uang 4000 dinar,ambilah uang yang kau simpan,kita jadikan satu lalu kita belikan rumah atau kebun,kita bisa hidup dari hasil sewa nya selama sisa usia kita”
Ummu rabi'ah tidak menjawab dan pura pura sibuk,tapi suaminya mengulangi perkataan nya”Lekaslah..mana uang itu?bawa kemari agar bisa disatukan dengan hasil yang kubawa”
Akhirnya ummu rabi'ah menjawab,”uang itu kutaruh ditempat yang semestinya,dan akan ku ambil beberapa hari lagi..Insya Allah....”
Untunglah adzan berkumandang sehingga pembicaraan terputus,farukh bergegas mengambil air wudhu,lalu menuju pintu dan bertanya,”Mana Rabi'ah?” dijawab “dia sudah berangkat duluan kemasjid,kelihatan nya engkau akan terlambat shalat berjamaah”
benarlah,sesampainya di masjid,farukh mendapati imam sudah menyelesaikan shalatnya,dia pun segera shalat,kemudian menuju ke makam Rosulullah salallahu'alaihi wasallam dan mengucapkan shalawat atas nya,setelah itu mengambil tempat di raudhah muthahharah (tempat diantara makam nabi dan mimbarnya).Hatinya sungguh rindu untuk shalat di situ,berdzikir dan berdoa.
Ketika hendak pulang,dilihatnya ruangan masjid sudah padat dengan orang yang belajar,pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya,mereka duduk mengitari syaikh majlis ilmu tersebut sampai tak ada lagi tempat kosong untuk berjalan,dia mengamati...ternyata orang orang yang hadir itu adalah orang orang tua yang sudah berusia,juga para pemuda,orang orang yang tampak berwibawa juga terhormat,mereka semua duduk menghamparkan lutut nya,masing masing memegang buku dan pensil untuk mencatat semua uraian syaikh itu,kemudian di hafalkan,semua menghadapkan pandangan nya menghadap syaikh itu,seolah olah kepala mereka seperti burung yang bertengar,para mubaligh mengulangi kata demi kata dari syaikh itu agar tidak ada seorang pun yang keliru mendengar nya,mengingat jauh jarak nya...
farukh berusaha melihat wajah syaikh itu yang luar biasa,tapi tidak berhasil karena orang orang terlalu padat dan jarak nya juga yang cukup jauh,dia kagum pada segala perkataan syaikh itu.juga pada ingatan nya yang tajam dan ilmunya yang padat,dia terheran heran pada ketekunan orang orang disekeliling syaik itu...
Akhirnya.setelah beberapa waktu majlis itu usai,si syaikh berdiri dari tempatnya,orang orang langsung berkerumun dan mengiringkan nya sampai keluar masjid,saat itu farukh bertanya kepada seseorang yang duduk disebelahnya “Jelaskan...siapa syaikh itu sebenarnya?”
Orang itu pun bertanya dengan nada heran “Apakah anda bukan orang madinah?”
Farukh menjawab “Saya orang sini”
Orang itu balas menjawab “Adakah orang disini yang tak mengenal syaikh yang memberikan ceramah tadi?”
Farukh berkata “Maaf..saya benar benar tidak tahu,sebab saya meninggalkan kota ini sejak 30 tahun lalu,baru kemarin saya kembali” tidak apa,duduklah sebentar,akan saya jelaskan,syaikh yang anda dengarkan ceramahnya tadi adalah seorang tokoh ulama tabi'in,dia pujaan kaum muslimin,dia seorang Fuqaha dan imam yang luar biasa,walaupun usia nya masih muda”...Masya Allah.....,la quwwata illa billah...sela farukh”
Orang itu melanjutkan “Majlis nya dihadiri oleh Malik Bin Anas,Abu Hanifah An-Nu'man,Yahya Bin Said Al-Anshari,Sufyan Ats-Tsauri,Abdurrahman Bin Amru Al-Auza'i,Laits Bin Sa'id dan lain lain”Farukh hendak bertanya,”tetapi Anda...”orang tersebut tidak memberikan nya kesempatan untuk berbicara,dia melanjutkan kata katanya “Disamping itu dia sangat dermawan,tidak ada di madinah ini orang yang melebihi dalam hal kedermawan nya terhadap kawan dan keluarga,dia hanya mengharapkan apa yang ada disisi Allah”
Farukh berkata “tetapi anda belum menyebutkan nama nya”
Orang itu berkata “Namanya Adalah Rabi'ah Ar Ra'iy”
“Rabi'ah Ar Ra'iy????”tanya farukh keheranan,orang itu menjawab “Benar,tetapi para ulama dan pemuka madinah biasa menyebutnya “Rabi'ah Ar Ra'iy (si pembimbing)sebab setiap kali menjumpai kesulitan atau merasa tidak jelas tentang suatu nash dalam kitabullah dan hadits,mereka selalu bertanya kepada nya,kemudian beliau berijtihad dalam masalah itu,memberikan kiasan apabila tidak ada nash sama sekali,serta memberikan hukum kepada mereka yang memerlukannya dengan cara cara yang bijak dan menentramkan hati”
Kata farukh “Anda belum menunjukan Asal usulnya” Dia adalah Rabi'ah putra farukh yang memiliki kunyah (julukan) Abu Abdirrahman,dia dilahirkan tak lama ketika ayah nya meninggalkan kota madinah sebagai mujahid fi sabilillah,lalu ibu nya memelihara dan mendidik nya,tapi sebelum shalat tadi saya mendengar dari orang orang bahwa ayah nya telah datang semalam”
Tanpa terasa meneteslah air mata farukh,tanpa lawan bicara nya tahu apa penyebab nya,dia kemudian mempercepat langkahnya untuk pulang.
Karena melihat suaminya datang dengan berlinang air mata,ibunda rabi'ah betanya “Ada Apa wahai Abu Abdirrahman?”Tidak apa apa,semuanya baik baik saja,aku melihat putraku berada memiliki kedudukan ilmu dan kehormatan yang tinggi,yang tidak kulihat pada orang lain...”
Ummu rabi'ah melihat ini sebagai kesempatan yang bagus untuk menjelaskan tentang harta amanat suaminya yang kemarin di tanyakan nya,maka katanya “Manakah kira nya yang engkau lebih sukai,30.000 dinar atau ilmu dan kehormatan putramu?” farukh pun menjawab “Demi Allah ini yang lebih aku sukai daripada dunia dan seisi nya”
Lalu ibu rabi'ah pun berkata “Ketahuilah wahai suamiku..aku telah menghabiskan semua harta amanat mu itu untuk biaya pendidikan putra kita,puaskah engkau atas apa yang telah aku lakukan?”
Farukh berkata Benar...Aku berterima kasih kepada mu atas nama ku dan atas nama kaum muslimin...”
“Subhanallah...kisah yang sangat indah,umat ini akan bersyukur dan fajar kejayaan itu akan segera menyembul di ufuk kebangkitan jika para orang tua muslimin dizaman ini memiliki komitmen teguh dalam mendidik anak anak nya..
Sumber: Di ketik ulang dari buku:
“Bila Pernikahan Tak seindah Impian” (Kiat mengatasi stres dalam kehidupan rumah tangga) halaman:80-94
Di tulis oleh “Muhammad Al Bani (penulis buku best seller “Berobat dengan sedekah”)
Catatan Kaki
_________________________________________________________________
Bersumber dari “Sutra Romantika,Abu Umar Basyir,Rumah dzikir,solo 2006 hal 104,Ibunda para ulama,sufyan bin fuad baswedan,wafa press,klaten 2007 hal 75,perjalanan ulama menuntut ilmu,Abu anas Majid Al bankani,darul falah,jakarta 2006,hal 132.Menurut imam dzahabi,sanad kisah di tersebut munqathi '(terputus),namun tidak menutup kemungkinan jika sebagian kisah tersebut memang pernah terjadi “Wallahu'alam bisshowab”
---------------------------------------------------------------------------------------------